Cara mengetes kerusakan dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan menggunakan alat multimeter, berikut cara pengetesannya :
- Pengujian alternator bag 1
- Pengujian alternator bag 2
- Gejala kerusakan alternator
Sebelum saya melanjutkan bagaimana cara mengetes alternator yang rusak, ada baiknya saya menyarankan agar berhati-hati dalam pengetesan tersebut karena kita mengetes alternator dengan keadaan mesin mobil hidup
Pengujian Alternator Bagian 1
langkah pertama yang kita lakukan adalah memeriksa tegangan baterai waktu keadaan mesin mobil hidup/menyala. Dengan melakukan tes sederhana ini kita dapat mengerti alternator dalam keadaan baik (Mengisi) atau buruk (rusak/tidak mengisi).
Sebelum anda melakukan pengujian alternator bag 1, pastikan bateraei (accu) anda terisi penuh dan setidaknya mesin mobil menyala selama 20 menit
Cara pengujian alternator bag 1, sebagai berikut :
- Posisikan Multimeter dalam mode DC Volt dan hidupkan mesin mobil anda
- Periksa tegangan/voltase baterai dengan cara tempelkan Lead merah di pull baterai (+) dan Lead hitam di pull baterai (-)
- Multimeter anda akan menampilkan salah satu dari dua hasil berikut : A. Normal 13.5 - 14.5 Volt DC B. Atau 12.5 kebawah saat mesin hidup
- Langkah berikutnya akan menyebabkan muatan listrik pada Alternator dan selanjutnya akan mengkonfirmasi bahwa pengisian itu baik atau tidak. Anda harus menghidupkan setiap aksesories didalam kendaraan, nyalakan A/C atau heater yang tinggi, hidupkan whiper kaca depan, nyalakan lampu depan, hidupkan semua aksesories yang berhubungan dengan listrik baik didalam mobil maupun diluar mobil.
- Saat anda menghidupkan semua aksesories, perhatikan pembacaan tegangan pada multimeter. Ini
- Multimeter akan menunjukkan 13,5 - 14,5 Volt DC. Itu berarti Alternator dalam kondisi bagus dan normal
- Multimeter akan menunjukkan 12,5 Volt DC dan tegangan ini akan menurun jika anda menyalakan
lebih banyak lagi aksesories mobil.
Pengujian Alternator Bagian 2
Coba lihat kabel besar yang menempel pada alternator yang dipasang dengan baut adalah salah satu yang memberikan muatan alternator untuk mengisi baterai dan sisanya ke kendaraan.
kabel (sirkuit) dilindungi link fusibel inline (sekering tabung) dalam model lama dan fuse plastik (sekering tancep) dimodel baru. Jika sekering putus maka alternator tidak akan mengisi baterai. Fuse ini terletak dikomparasi mesin dan biasanya terletak di solenoid motor starter (coba dilihat pada buku manual kendaraan anda untuk memastikan posisi letak fuse).
Test ini akan membantu anda untuk menentukan apakah fuse terbakar/putus atau tidak, dengan tes tahanan (ohm) yang sederhana. Tes ini juga dikenal sebagai Test continuity, ini yang anda harus lakukan :
- Lepas kabel negatif baterai dari pull baterai (-). tinggalkan kabel positif yang menempel pada pull baterai positif.
- Setelah melepas kabel negatif, posisikan multimeter pada modus tahanan (ohm).
- Tempelkan Lead hitam pada multimeter ke kabel alternator yang berdiameter besar.
- Dan tempelkan Lead merah ke positif baterai.
- Test ini akan menghasilkan salah satu dari hasil berikut :
A. Jika sekering putus maka multimeter akan menunjukan angka 0
B. Jika sekering masih bagus/tidak putus, multimeter akan menunjukkan tahanan sebesar 5 ohm atau
kurang
Gejala kerusakan alternator
Gejala paling umum dari alternator yang rusak adalah;
- Indikator pengisian (atau sering dikenal dengan lampu baterai) menyala, untuk memberitahukan kepada anda bahwa ada masalah dialternator.
- Saat anda mengendarai mobil dimalam hari, anda merasa lampu besar (jauh dekat) sangat redup (tidak tersng).
- Mobil sulit distarter, anda harus menjemper dengan baterai lain agar dapat menstarter, dan apabila mesin dimatikan akan sulit dihidupkan lagi.
- Anda harus terus menerus meng-charger baterai secara terus menerus atau menjumper baterai anda untuk menghidupkan mesin mobil.
Sumber :https://www.facebook.com/groups/482219841833728/permalink/538202202902158/
0 komentar:
Post a Comment